Indonesia boleh dikatakan sukses sebagai tuan rumah
penyelenggaraan SEA Games XXVI. Target Indonesia untuk mencapai tiga
sukses pada pesta olahraga negara Asia Tenggara ini akhirnya tercapai. Tidak
hanya sukses sebagai tuan rumah, tapi Indonesia sukses sebagai juara umum, dan sukses
dari sisi investasi.
Namun di balik keberhasilan tersebut terdapat sejumlah
catatan yang menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia dalam menggelar sebuah event
olahraga berskala internasional pada masa mendatang.
Menurut anggota Komisi X DPR , Dedi Gumelar,
keberhasilan prestasi yang diraih Indonesia dalam ajang SEA Games 2011 lalu,
patut diapresiasi oleh semua pihak. Dia menilai, di balik itu, masih terdapat
catatan terhadap penyelenggaraan yang dilihat masih terdapat banyak beberapa
kekurangan.
Dedi mencontohkan, adanya korban meninggal dunia
pada final cabang olahraga sepakbola SEA Games 2011 antara Indonesia melawan
Malaysia di Stadion Gelora Bung Karno, Senin (21/11). Menurutnya, hal itu
sangat disayangkan, karena ini adalah ajang internasional yang seharusnya sudah
dipersiapkan secara matang, termasuk masalah penonton.
Hal lain yang menjadi sorotan, adalah masalah pada
penyelesaian venues (tempat pertandingan, red) pertandingan, yang masih
terdapat kekurangan. Dedi mengatakan, catatan itu cukup penting, karena venues
dayung di Cipule hingga berakhirnya event dua tahunan ini, masih belum
rampung.
Venues renang di Palembang, juga ditemukan terdapat
tembok yang retak, dan belum diperbaiki hingga saat ini.
Selain venues, catatan juga terdapat di masalah
transportasi di Jakabaring, Palembang. Dia melihat, usaha pemerintah atau
Inasoc untuk menciptakan udara yang bebas polusi, dengan memakai mobil berjenis
BBG (bahan bakar gas), tidak diimbangi dengan kebijakan yang dibuat, yakni
dengan terbatasnya mobil BBG tersebut.
“Oleh karena itu, Komisi X akan mengundang Menpora
untuk mempertanggungjawabkan itu semua, termasuk masalah penggunaan anggaran.
Meskipun terdapat Inasoc, KONI/KOI, kami melihat tetap Menpora yang
bertanggungjawab terhadap hasil dari SEA Games ini, karena mereka sebagai leading
sector,” katanya ketika dihubungi SP di Jakarta, Rabu (23/11).
Dedi juga mengatakan, untuk menghindari kejadian
serupa, jika Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah turnamen internasional, hal
yang harus dilakukan adalah, membuat perencanaan anggaran yang baik.
Menurutnya, pada pagelaran SEA Games lalu, kendala anggaran sangat mempengaruhi
jalannya penyelenggaran, seperti pembangunan venues.
“Kedepan harus diperbaiki masalah anggaran tersebut,
dan tidak lagi dapat mengandalkan dari APBN (Anggaran Pendapatan Belanja
Negara), karena memang sudah terencana waktunya, sehingga tidak dapat
menyesuaikan dengan kebutuhan yang ada,” imbuhnya.
Dalam sambutannya saat upacara penutupan SEA Games
XXVI di Stadion Jakabaring, Palembang, Wakil Presiden Boediono mengatakan,
pemenang sesungguhnya pada SEA Games 2011 adalah seluruh warga Asia Tenggara
karena para atlet berhasil menunjukkan kepada dunia bahwa telah terjalin
persahabatan sejati di antara negara peserta.
Wapres lebih jauh mengatakan, para atlet, pelatih dan
anggota kontingen sudah memberikan yang terbaik melalui pertarungan yang
berlangsung secara jujur dan adil. “Saya juga menyampaikan penghargaan
setinggi-tingginya kepada KONI, KOI, Inasoc dan seluruh relawan yang bekerja
secara maksimal untuk memastikan seluruh pertandingan berjalan lancar. Terima
kasih kepada para sponsor dan donatur sukarela yang telah bekerja keras,” kata
Boediono.
Dalam kesempatan tersebut, Boediono secara khusus juga
menyampaikan ucapan selamat kepada kontingen Indonesia yang tampil sebagai
juara umum untuk pertama kali sejak 1997. Wapres juga secara khusus
menyampaikan ucapan bela sungkawa atas tewasnya dua penggemar sepak bola akibat
terinjak-injak saat berebut masuk ke stadion Gelora Bung Karno Jakarta untuk
menyaksikan pertandingan final sepak bola antara Indonesia dan Malaysia, Senin.
“Di tengah kemeriahan, terdapat kabar duka karena dua
pendukung sepak bola meninggal dunia, atas nama pemerintah dan pribadi kami
meyampaikan ucapan bela sungkawa sedalam-dalamnya,” katanya.
Seperti diketahui, SEA Games XXVI diikuti lebih dari
6.000 atlet dari 11 negara Asia Tenggara tersebut, Indonesia untuk pertama kali
sejak 1997, akhirnya kembali tampil sebagai juara umum setelah mengumpulkan 182
medali emas, 151 perak dan 143, jauh melampaui perolehan juara bertahan
Thailand yang berada di peringkat kedua dengan 109 emas, 100 perak dan 120
perunggu.
Menpora Andi Mallarangeng pun mengucapkan selamat
kepada kontingen tuan rumah sekaligus mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak. “Alhamdulillah pekan olahraga Asia Tenggara XXVI berjalan dengan lancar
dan sesuai dengan rencana. Sukses penyelenggaran sukses prestasi. Sebagai
penyelenggara SEA Games, kali ini kami mengucapkan rasa terimakasih kepada
semua pihak, Jakarta, Palembang, Ofisial, volunteer, tukang becak, supir bus
dan semuanya. Terutama atlet Indonesia yang telah meraih juara umum. Tanpa
kerja keras semuanya, SEA Games tidak mungkin sukses,” kata Andi.
Sementara itu, upacara penutupan SEA Games di
Palembang dan Jakarta berlangsung meriah.
Di Jakarta, upacara penutupan SEA Games dihadiri
langsung Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo. Sedangkan di Stadion Jakabaring
hadir, Wakil Presiden, Boediono. Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo di Monas
menyampaikan rasa bangga dan terima kasih kepada warga Jakarta yang telah
menjadi tuan rumah yang baik serta mendukung perjuangan kontingen Indonesia saat
berlaga di ajang SEA Games.
Juara umum yang berhasil dipersembahkan kontingen
Indonesia tidak terlepas dari dukungan yang diberikan seluruh warga Jakarta dan
Indonesia pada umumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar